Mimpi nyata dalam tidurku



Cerita ini sebenarnya sudah sngat lama sekali karena waktu terjadinya etika diriku menginjak kelas IV SD. Pada saat itu aku bersekolah di sekolah dasar negeri V Talo Baru tepatnya kecamatan iir talo, kabupaten seluma. Sampai sekarang ini masih teringat di kepalaku bagaimana cara para guru mendidik anak-anak pada masa itu. Dimana pada masa itu kekerasan merupakan hal yang biasa karenanya setiap hari dari teman-temanku tak luput dari kemarahan dari guru. Terkadang dengan hal yang sepele menyulut kemarahan guru kelas yang sedang mengajarkan mata pelajaran di kelas. Kalian pasti bertanya seperti apa saja sih keadaan kami pada masa itu? Disinilah  saya akan mencurahkan semua bekas-bekas kenangan yang masih bercokol di kepalaku.

Banyak hal yang mungkin tak terlupakan saat masih berusia anak-anak. Sebenarya yang menjadi pokok ceritaku ini adalah mimpi yang nyata dalam tidurku. Bagaimana kenyataan mimpi yang terjadi ini? berikut cerita singkatnya.

Berawal dari mata pelajaran yang sangat dibenci pada saat itu adalah matematika. Sebelum membuktikan mimpi benar-benar nyata malam sebelum kejadian diriku mendapat mimpi. Mimpinya seperti ini. dalam mimpiku itu, kami sedang bergurau bersama teman sekelas dalam mimpi itu teman yang berkumpul diantaranya dedi, rendi, helian, agustian dan diriku sendiri sebagai aktor dalam mimpi. Lanjutnya, dalam mimpi itu kai bermain kelereng dimana pada saat itu masih sangat disenangi. Biasalah namanya dalm mimpi, perasaanku seperti merasakan sesuatu yang nyata. Nah selesai bermain kelereng lonceng pertanda peloajaran telah dimulai. Biasanya sebelum masuk kami buang air kecil dibelakang WC, bukan berarti kencing semabarangan akan tetapi walaupun ada wc hanya bisa digunakan oleh dewan guru. Kami pun bergegas menuju tempat buang air kencing. Setelah berada tepat di belakang WC diriku kemudian memanggil temanku yang bernama lengkap dedi haryanto “ded?” panggilku sambil buang air kecil, terus “ada apa man?” jawabnya. Kemudian mulai berbicara dengan agak serius, dan aku jelaskan sebuah mimpi yang aku alami. “ded, aku tadi malam bermimpi?, kataku” dedipun sepertinya sangat serius ingin mendengarkan cerita dariku dan ia pun bertanya kembali kepadaku “ mimpi apa man, ceritalah aku jadi penasaran? Kata dedi”. Dengan tidak ada keraguan akupun menceritakan secara singkat kepada dedi bagaimana mimpi yang terjadi itu. “begini ded, aku tadi malam itu bermimpi tentang kamu. Dalam mimpiku kita bertemu persis disini dan menceritakan tentang mimpi yang aku alami. Aku malam tadi bermimpi kalau dirimu mempunyai sebilah keris. Aku mau kamu jujur ded, apakah benar dirimu memiliki keris? Tanyaku dengan  panjang lebar kepada dedi. Lalu dedi pun menjawab pertanyaanku tadi. “ya man, aku memang punya keris. Keris itu aku dapat dari anak unib yang mengajariku tapak suci. Dalam perguruan aku dikasih keris, cincin dan jimat-jimat lainnya. Dan tolong ya, cerita ini jangan bilang siapa-siapa karena takut ada apa-apa”, kata dedi. Selesai cerita nan singkat ini kamipun bergegas menuju kelas karena pelajaran matematika akan segera dimulai. Aku yang merasa sangat benci pelajaran matematika mulai gugup karena takut ditunjuk oleh guru maju ke depan untuk menjawab soa-soal di papan tulis. Dan aku pun masih ingat persis soal yang diberikan oleh guru kami yaitu, memgenai pecahan. Nah perlu kalian ketaui bahwa nama guru yang mengajarkan pelajaran matematika itu adalah tahasanudin. Hmmmm. . . . .bapak ini ditakuti oleh semua murid yang lain karena keganasanya mengajar. Tak jarang kalau Pak Tahasan mengajar menggunakan cara-cara kekerasan dan mengeluarakan kata-kata kotor. Aku juga contohnya yang juga kena omelan bapak tersebut. Ibarat kata tak ada kesalahan yang ku perbuat tapi bapak sendiri yang cari kesalahan. Masa sih dia berkata seperti ini, “oi jang, kamu pakai jam nian ya. Coba bapak lihat?” katnya. Terus “hei untuk apa kamu pakai jam! Kamu pikir pakai jam bisa pintar apa? Marahnya. Aku yang dimarah pun lansung merunduk karena kalau menatap muka bapak itu lansung kena gampar. Siap sih yang mau kena gampar? Yang pastinya tidaka ada yang mau kecuali orang gila, mungkin. Tu kan, contohnya bagaiman penderitaan pendidikan saat itu kekerasan sangat kental sekali. Tidak dari murid yang buat gara-gara malah gurunya sendiri yang buat gara-gara. Nah kalau misalnya terjadi pada saat sekarang uda banyak tuh dapat duit, Lalu mengapa demikian? Jawabannya simpel karena kalau sekarang peraturannya suda berubah kalau kena gampar dapat duit. Makanya banyak orang sekarang pikirannya agak-agak cerdik, calak kata orang bengukulu bukanya mau gampar orang lain malah minta gampar oleh orang lain biar dapat duit. Dengar kata-kata mereka seperti itu ada lucunya di lain sisi ada bodohnya juga.

Lanjut cerita yang belum kunjung selesai tadi kita sambung kembali. nah, Pak tahasan yang marah-marah tadi memanggil temanku yang namaya dedi. Dia dipanggil ke depan untuk menyelesaikan soal di papan tulis. Tampaknya si dedi agak ketakutan karena bapaknya sudah mulai marah-marah. Bisalah kalau bapaknya marah kesukaanya mengucapkan kata jang-pik singkatan dari ujang dan upik. Bapak ini benar-benar aneh.namun tat kalah mengucapkan kata-kata kutang dan  kancut. Banyak orang bilang bapak tersebut ada kelainan, tampaknya memang iya? Entah deh bagaimana  menurut kalian?. Kita tinggalkan dahulu yang ini kemabli kecerita yang kian lama kian seru. 

Kemudian sidedi tadi lansung berdiri dan menuju papan tulis untuk menyelesaikan soal matematika yang diberikan. Enath kenapa, yang biasanya dedi mampu menyelesaikan soal-soal yang sama dengan mudah tapi pada hari itu merasa kesulitan. Dia pun sudah merasa berusaha sekuat tenga, namun tampaknya tidak juga bisa. Pak Tahasan kemudian menanyai sidedi, “kamu bisa tidak mengerjakan soal tersebut?” tanya Pak guru. Salahnya sidedi tidak menjawab dan melototi mata Pak Tahasan terus menerus dengan menampakan muka yang memerah. Pak Tahasan kemudian melototi mata si dedi ini, lalu mengatakan “mengapa kamu tidak bisa?, tanya pak tahasan. Berulang-ulang pak tahasan bertanya kepada dedi tak ada satupun pertnyaanya di jawab, dedi terus menatap mata pak guru. Ya, tampaknya pak tahasan tersinggung pertanyaan tak ada yang dijawab dan menatap mukanya dengan raut muka dedi yang menantang. Beliau kemudian memegang pundak temanku itu lalu menggoyang-goyang yang agak kuat. Nah, kemudian dedi memberotah dan melepaskan pegangan tangan yang dilakukan oleh pak tahasan. “kamu melawan ya?, kamu melawan ya?, kata pak tahasan”. Ya dedinya diam saja ditempat. Tampaknya pak tahasan marahnya sudah kelewatan kemudian memegang rambut lalu mendorong temanku itu sampai posisi duduk. Temanku melawan dan menangkis semua serangan yang dilayangkan oleh guru. Pada situasi yang menegangan itu tak lama kemudian terdengar suara lonceng pertanda bahwa sudah jam istirahat. Kami pun menyimpan semua peralatan sekolah ke dalam tas dan menuju ke luar untuk bermain kelereng lagi. Karena asyiknya bermain pada jam istirahat tak lama kemudian lonceng kemabali berbunyi pertanda jam pelajaran akan segera di mulai. Aku pun lansung masuk kelas dan duduk dibagian bangku nomor urut dua dari depan. Lalu apa yang aku lihat, temanku yang dimarah oleh guru tadi tampak membawa batang kopi yang besarya seukuran betisku saat itu, ya kalau sekarang ukurannya sebesar lengan orang dewasa yang panjang sekitar satu meter gitu deh. Aku lihat juga terlihat di dalam bajunya ada sebilah keris yang masih berada dalam sarungnya. Nah, keris yang ku lihat itu bentuknya dan ukuran dan warnanya persis seperti yang ada dalam mimpiku itu.Ku lihat di bawah meja juga tampak sebilah pisau yang matanya berwarna putih, wah yang pastinya sangat tajam sekali. Ya aku sudah berpikir yang macam-macam kepada sidedi tadi karena membawa senjata tajam takutnya  akan melukai pak tahasan yang akan mengajar di dalam kelas. Tidak bisa dibayangkan apabilah dari salah satu senjata tajam itu yang dilayngkan kepada paka guru. Tak lama kemudian pak gurunya datang untuk kembali memberikan pelajaran lanjutan. Dengan santainya beliau melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas. Setelah berada di dalam kelas beliau lansung memberikan salam kepada seluruh siswa. Kami yang sebagi siswa menjawab salam dari guru. Sambil bercengkrama kepada siswa tampaknya pak guru memperhatikan temanku sidedi yang terus melototinya. Aku perhatikan tampaknya pak guru melihat ada kayu, pisau dan sebilah keris yang dipegang oleh temanku. Mungkin guru sudah mempunyai pikiran yang lain juga terhadap gelagat yang ditampakan oleh dedi. Aku sangat yakin karena melihat senjata tajam itu lalu guru kami dari gaya bicaranya sangat lemah lembut dan memang lain dari sebelumnya. 

Mungkin pak tahasan yang sudah merasa sangat ketakutan akan terjadi yang tidk diinginkan terhadap dirinya. Singkat cerita kamipun yang biasanya pulang sekolh pukul 12 siang, akan tetap baru pukul 11an sudah pulang. Sambil bergurau pak tahasan mengatakan kepada kami bahwa hari ini kan pulang cepat karena ada sesuatu lain hal yang ingin beliau kerjakan. “anak-anak, mohon tenang sebentar ya. Pada hari kita akan pulang lebih cepat karena bapak ada pekerjaan yang harus segera diselsaikan. Tentu saja di dalam hati sudah lama menunggu kapan pulang, eh malah ada kesempaan emas bagiku. “mulai sekarang kalian boleh lansung pulang kerumah” kata pak tahasan. Suasana dalam kelas tampak ribut karena meneriakan suara senangnya cepat pulang. Pak tahasan tadi pun kelihatanny jalan lebih duluan dan dengan langkah yang tampak tergesah masuk ke kantor ruang guru. Anggapnku ya,, takut akan terjadi yang tidak diinginkan terhadap dirinya.

Mempersingkat cerita, bahwa mimpi yang aku alami itu benar-benar terjadi di dunia nyata. Terkadang mimpi itu kata orang hanyalah bunga tidur, akan tetapi ada juga yang memang memberi petunjukatau pertanda kan terjadinya sesuatu. Nah bagaimana selanjutnya sikap pak tahasan dalam mengajar? Ternyata menurutku setelah terjadinya kejadian yang sperti aku ceritakan di atas gaya mengajarnya sudah jauh berbeda. Dimana dulunya suka marah dan mengeluarkan kata-kata kotor namun stelah itu pak tahasan sudah sangat jarang melakukan yang sperti itu lagi. Walaupun ada itu hanya sesekali akan tetapi tidak lagi menggunakan kekerasan.
By: F@4

Postingan terkait: